Kebahagiaan itu tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan, Kebahagiaan bisa didapat jika segala sesuatu yang kita miliki dan kita lakukan telah sesuai dengan prosedur yang bersumber dari agama dan masyarakat

Rabu, 19 Januari 2011

Berita dalam Bibel

http://daylight.8k.com/Indonesian/

Tak Pantas Mengeluh

Hari ini,
sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik,
fikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali…

Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan,
fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apa-apa untuk dimakan...

Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa,
fikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan...

Sebelum mengeluh bahwa kita buruk,
fikirkan tentang seseorang yang berada dalam keadaan terburuk dalam hidupnya...

Dan,
di saat kita letih dan mengeluh tentang tugas-tugas sekolah,
fikirkan tentang saudara-saudara kita yang tidak bisa bersekolah...

Sebelum kita menunjuk jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa...

Dan ketika kita sedang bersedih dan dalam kesuahan,
tersenyum dan bersyukurlah pada Allah SWT,
karena kita masih diberi kesempatan untuk menjalani kehidupan sampat saat ini...

”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu, dari hati yang tak pernah tunduk, dari doa yang tidak didengarkan, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat”

Aamin..

capek

Ketika wajah ini penat memikirkan dunia, maka berwudhulah...
Ketika tangan ini letih menggapai cita, maka bertakbirlah...
Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah...
Ikhlaskan semua dan mendekatlah pada-Nya...
Agar dapat tunduk di saat yang lain angkuh...
Agar dapat teguh di saat yang lain runtuh..
Agar dapat tegar di saat yang lain terlempar...
Agar saat kembali tak dengan tangan hampa,
pulang ke surga dengan luapan iman...

Allah menguji hamba dengan dosa,
supaya mendengar doa dan tangisannya,
penyesalannya dan rasa sesalnya, rintihan dan erangannya, pengaduan dan keluhannya, ratapan dan hibanya..

Sungguh bukannya Allah tidak tahu derita hidupmu dan retaknya hatimu, karena Dia tahu,
hati yang seperti itulah yang lebih lunak dan mudah untuk dekat pada-Nya, supaya si hamba menampakkan ketawadhuan, kekhusyuan, dan kerendahannya..

Semoga kita semua selalu dalam maghfiroh-Nya, aamin..

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. [Q. S. Ali Imran : 139]"

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan [Q.S. Alam Nasyrah : 5]"

Visi

Aku mencintai Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku
adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena-Mu
adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
hingga Engkau kulhat
Baik untuk ini maupun untuk itu
pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk semua itu

Cara Allah Menjawab Doa Hamba-Nya

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (Q. S. Ali Imran : 139)

Tiga dari banyak cara Allah menjawab doa hamba-Nya :

1. Mengabulkan doa kita untuk menambah iman
2. Menunda dan memberikannya di saat yg lebih tepat dan lebih indah untuk menambah kesabaran dan hikmah dalam hidup kita
3. Tidak Mengabulkan doa kita tetapi memberikan hal lain yg jauh lebih baik untuk kita. Karena yg terbaik di mata manusia belum tentu yg terbaek untuk kita di mata Allah.


"Ya Allah ya Rabbi pendamai hatiku, cukuplah Engkau bagiku dan tak ada Illah selain Engkau. Hanya kepada-Mu lah aku bertawakal.
Kuat dan tetapkanlah hatiku selalu di jalan-Mu"

aamin..

Syukur Kita kepada Allah

Tips – tips syukur :

1. Temukan kelebihan yg ada pada diri kita
2. Jadikan kelebihan kita sbg modal yg berharga
3. Jangan bersedih dgn apa yg tidak / belum kamu miliki
4. Terimalah diri kita apa adanya
5. Tidak ada manusia yg sempurna, kecuali Rasulullah SAW
6. Setiap orang pasti punya kelebihan atau kekurangan
7. Apa yang ada pada diri kita belum tentu dimiliki orang lain
8. Ingatlah bahwa Allah akan melipatgandakan karunia orang2 yg bersyukur


Alhamdulillah...
Betapa nikmat pada diri kita begitu berlimpah tiada habis...
Betapa puji syukur kita takkan pernah cukup...
Alhamdulillah....
Alhamdulillah....
Alhamdulillah....


”Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang pandai mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu-bapakku,
dan jadikanlah aku orang yang beramal shalih yang Engkau Ridhai,
dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan orang-orang yang shalih."

Aamin..

Jangan Putus Asa

Ilmu itu adalah pohon dan amalan adalah buahnya..
Sebuah pohon tidak akan bermanfaat jika tidak memiliki buah, dan buah tidak akan ada tanpa pohon..
Maka, tuntutlah ilmu walau panas menyegati tubuh dan hujan membasahi tubuhmu..
Ingatlah, bahwa dirimu tak menghendaki kekalahan,
bahwa dirimu tak ingin jadi serpihan arang,
bahwa dirimu memimpikan gelora api kemenangan..
Jadi bangkitlah sekarang..
Jangan kalah dengan rasa putus asa, jalanmu masih panjang..

”Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (H. R. Muslim)

"Jangan melihat besar-kecil dosa yang engkau lakukan,
tapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat dosa.
Jangan menilai banyak-sedikit nikmat yang engkau terima,
tapi lihatlah siapa yang memberi nikmat itu kepadamu.
Nikmat itu bisa menjadi bencana, ketika kita tidak dapat bersyukur dengan benar atasnya"

Waktu Amat Berharga

tahukan kau, duhai manusia..
mengapa kamu bergembira dengan bertambahnya harta,
sedangkan umurmu setiap hari semakin berkurang?
apakah gunanya bertambahnya harta,
jika umurmu tiap waktu terus berkurang?
waktu itu berlalu sangat cepat dan tidak akan kembali.
ia adalah harta milik manusia yang paling mahal.
waktu merupakan saat dan kesempatan untuk bekerja serta merupakan modal utama bagi manusia untuk beramal.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
(Q.S. Al ´Ashr : 1- 3)

Kemudahan vs Kesulitan

“saat aku lelah menulis dan membaca,
di atas buku-buku kuletakkan kepala,
dan saat pipiku menyentuh sampulnya,
hatiku tersengat,
kewajibanku masih ada,
bagaimana mungkin aku bisa beristirahat? “
-Imam An Nawawi-

Tabahlah…
atas kerasnya mencari ilmu..
karena kekokohan ilmu itu berada dalam kesulitan,
atas lelahnya menggapai cita,
karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..

Empat

Waspadalah terhadap empat macam keburukan yaitu ;
sombong, dengki, marah (emosi) dan syahwat yang tidak terkendali.

Angkuh dan sombong mencegah orang untuk mematuhi dan mentaati perintah serta larangan syariat;
hasud (dengki) mencegah orang untuk menerima dan memberi nasihat;
marah (emosi) mencegah orang untuk berbuat adil;
dan mengikuti nafsu syahwat dapat mencegah orang menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT.

sebagian ulama yang mengatakan,
setiap hamba Allah mempunyai empat waktu, dan tidak ada kelimanya. Keempat waktu itu ialah:
1. Waktu mendapat nikmat
2. Waktu mendapat ujian dan cobaan
3. Waktu melakukan ketaatan, dan
4. Waktu melakukan maksiat.

Di setiap waktu tersebut terdapat hak Allah SWT, yakni waktu beribadah kepada-Nya.
Barangsiapa waktunya digunakan untuk mendapatkan kenikmatan Allah, jalannya ialah bersyukur kepada-Nya.
Barangsiapa waktunya mendapat ujian dan cabaan,
jalannya ialah ridha dan sabar.
Barangsiapa waktunya untuk melakukan ketaatan,
jalannya ialah anugerah Allah yang memberi petunjuk.
Dan Barangsiapa waktunya untuk melakukan maksiat,
jalannya adalah bertaubat dan beristighfar.

ILMU

Ali bin Abi Thalib r.a berkata,
"Ilmu lebih baik dari harta,
karena anda pasti akan sibuk menjaga harta itu,
sedangkan ilmu akan memelihara Anda.
Harta habis bila dinafkahkan,
sedangkan ilmu bila dinafkahkan justru akan berkembang.
Ilmu adalah kausa, sedangkan harta dikuasai.
Penumpuk harta mati, meskipun dalam hidupnya,
sedang ulama (ilmuwan) tetap hidup sepanjang zaman.
Walaupun pada zahirnya (fisik) mereka sudah tiada, tetapi pengaruh mereka dalam hati tetap ada"

Tiga Mata

Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga jenis mata yang tidak akan menangis pada hari kiamat :
-mata yang selalu berjaga-jaga dan bersiaga tempur dalam jihad di jalan Allah
-mata yang selalu berpaling dari apa yang diharamkan Allah
-mata yang selalu menangis (di dunia) karena takut kepada Allah dan mengharapkan rahmat pengampunan dan ridha-Nya.

SIAPA?

Barangsiapa yang mengasihi, dia dikasihi.
Barangsiapa diam, dia selamat.
Barangsiapa melakukan kebajikan, dia beruntung.
Barangsiapa bicara batil kepada orang ramai, dia merugi.
Barangsiapa membenci kejahatan, dia bebas dari dosa.
Barangsiapa tidak menguasai lidahnya, dia menyesal.

KUNCI

Kunci shalat ialah at-thaharah (wudhu dan tayamum)..
Kunci ibadah Haji dan Umrah ialah ihram..
Kunci terkabulnya harapan ialah doa..
Kunci pengenalan Allah ialah dengan Zikir dan tafakur..
Kunci untuk masuk surga adalah tauhid (tidak menyekutukan Allah)..
Kunci bertambahnya kenikmatan ialah bersyukur..
Kunci kebajikan ialah selalu bersikap benar (ash-shidiq)..
Kunci keberhasilan adalah benar..
Kunci kebahagiaan dunia akhirat adalah bertakwa..
Kunci ilmu pengetahuan ialah bertanya dan mendengar..
Kunci keselamatan ialah tidak banyak bicara..
Kunci maksiat ialah sombong..

Menjadi Lebih Baik

Hidup manusia itu seperti sebuah buku..
Sampul depan adalah tanggal lahir, n sampul belakang adalah tanggal pulang..
Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam hidup kita..
Ada buku yang tebal, ada pula buku yang tipis..
Hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya,
selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru, n tiada cacat..
Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin,
Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita..
Kesempatan yang baru untuk bisa melakukan sesuatu yang benar setiap hari, memperbaiki kesalahan, n melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkannya..

Tetap semangat, untuk terus menjadi lebih baik!

Indah bulan

http://www.facebook.com/nadhoir?success=1#!/photo.php?fbid=166303140071484&set=a.144377232264075.19269.100000753973265

Jalan Hidup

Jika engkau mengalami perjalanan hidup yang penuh dengan ujian dan cobaan,
maka bergembiralah,
karena sesungguhnya engkau sedang menapaki jalan hidup yang ditempuh oleh para Nabi dan orang-orang shalih..
Dan apabila kalian mengalami perjalanan hidup yang lapang,
maka waspadalah,
karena sesungguhnya kalian telah melangkah menjauhi jalan hidup para Nabi dan orang-orang shalih..

Memanfaatkan Waktu

Banyak orang yang takut menghadapi kematian,
tapi mengapa mereka malah selalu merindukan tidur dan mimpi-mimpi indah, dan sangat enggan berjumpa dengan Allah melalui amalan dan bekal ibadah?
Mari manfaatkan waktu sebaik-baiknya di bulan Ramadhan yang tidak akan lama lagi..
Semangat dalam Ibadah, saudaraku!

INDIKATOR SUKSES RAMADHAN KITA

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92).



Sahabat yang dicintai Allah, sebulan penuh kita berjuang dengan segala potensi yang ada pada diri kita untuk mendidik nafsu membangun Jiwa yang kokoh agar senantiasa tunduk dan patuh terhadap aturan Allah serta menikmati indahnya bermesraan dengan Allah, bersimpuh menyuguhkan segunung dosa dan khilaf yang telah kita lakukan disetiap waktu sepanjang hidup kita.



Kini Syawal telah tiba segala rasa salah, dendam, benci, marah terhadap sesama kita termaafkan sudah. Segala rasa rindu, haru, sayang dan cinta terhadap orang-orang telah berjasa atas jalan sukses hidup kita telah terobati sudah, dengan berbagi rasa bahagia diantara kita.



Lalu akankah jerih payah dan perjuangan kita kemarin, akan lenyap begitu saja ?

Akankah bangunan jiwa yang sudah mulai kokoh, akan luluh lantak kemabali ?

Akankah jalinan kasih sayang dan cinta diantara sesame kita, akan terkoyak lagi ?

Akankan kita seperti membangun sebuah rumah yang indah dan megah kemudian tiba-tiba dalam sekejap kita kemudikan mesin buldoser untuk menggilas habis rumah kita yang indah dan megah tadi ?



Jangan…., Jangan….. dan jangan sekali-kali itu kita lakukan !!!



Karena indicator Sukses Ramadhan kita diantaranya adalah :



* Segera melunasi hutang puasa di Bulan Syawal sekarang ini ( bagi yang uzur Haid atau Sakit di Bulan Ramadhan )

* Menyambung Puasa 6 hari di Bulan Syawal, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun “ . (HR. Muslim)

Tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan. Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci..Membiasakan shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah sepanjang tahun dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada Ibadah Wajib/Fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.

* Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepada kita adalah meneruskan kembali secara konsisten dan kontinyu segala bentuk amal shalih yang kita kerjakan selama Ramdhan akan terus kita kerjakan juga setelah Ramadhan.

Tetapi jika kita malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka kita termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekafiran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92)

Perubahan 2

Berhasil mengatasi masalah akan mengantarkan kita pada posisi yang bagus untuk mengatasi masalah berikutnya. Kesuksesan kita akan menjadi bekal yang sangat baik untuk mencapai kesuksesan2 berikutnya.



Orang yang kaya menjadi lebih kaya bukan karena harta yang dimilikinya, namun karena arah yang benar dalam usaha dan kehidupannya; tindakan yang benar dalam langkah-langkahnya, sehingga kesuksesan itu akan muncul ber-ulang2!



Kalau dalam kehidupan, kita melihat yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Memang itu yang terjadi. Sekarang lihatlah kehidupan kita. Apakah kita makin kaya atau makin miskin? Jika kita makin miskin, maka segeralah berbalik arah. Kita pasti melakukan kesalahan yang mungkin tidak kita sadari. Jika kita tetap menjalani apa yang kita lakukan sekarang ini, maka kemungkinan kita akan semakin terpuruk. Namun jika kita merasa makin kaya, maka melangkahlah makin cepat. Berlarilah! Karena arah Kita sudah benar .

Jika kita cenderung mengalami kemerosotan dalam taraf kehidupan, maka saatnya sekarang berbalik arah! Ubah arah kita karena itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kita telah melakukan kesalahan!



Sekaranglah saatnya KITA berubah! Kemalasan kita ubah menjadi ketekunan. Kesombongan kita harus diubah menjadi keramahan. Kesederhanaan kita dalam berpikir harus kita ubah dengan kreativitas yang genius. Kelalain Kita harus kita ubah dengan kewaspadaan yang tajam. Waktu kita harus diisi penuh dengan aktivitas, detik demi detik. Pikiran negatif kita harus diubah dengan pikiran positif.

Apakah mudah? Jangan bertanya lagi! Begitu kita ingat maka lakukan perubahan itu, terus menerus, hingga kita tidak akan merasakan itu, dan kita sudah berbalik arah. Ya, sekaranglah saatnya kita banting setir!



Rasakan perubahan itu. Bila kehidupan kita sudah mulai membaik, maka semangati untuk melakukan lebih kencang, bergerak lebih cepat, berpikir lebih taktis dan lakukan terus hal-hal baik yang sudah membuat kehidupan kita menuju arah yang benar.

Ingat! Orang yang kaya semakin kaya, bukan karena dia memiliki harta lebih banyak, namun karena dia sudah berada diarah yang benar. Kesuksesan yang dia capai telah membuat efek domino untuk kesuksesan berikutnya!



Bagaimana memulainya, mulailah dengan tersenyum, karena ternyata energi senyuman itu mampu membuat sebuah perubahan yang dahsyat, maka wajarlah kalau Rosulullah bilang “ Senyumanmu kepada Saudaramu itu adalah sedekah “, seperti kisah dahsyat dibawah ini :



Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.



Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering.



Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.



Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.



Ketika saya berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki gelandangan yang sangat dekil!



Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.



Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Gelandangan ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.



Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya.



Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental ( maaf - idiot ), dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.



Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua Gelandangani ini untuk memesan duluan.



Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari recehan yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka .



Aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu. Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.



Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.



Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.



Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket lagi makan pagi - diluar pesanan saya - dalam nampan terpisah.



Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki gelandangan itu untuk beristirahat.



Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."



Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

Perubahan

Ada sebuah pertanyaan yang agak bodoh. Jika orang ditanya; Mau pilih untung atau rugi? Pastilah dia memilih untung. Memangnya siapa diantara kita yang mau rugi? Apalagi kalau ditanya; Kamu mau bangkrut atau tidak? Hah! Rugi saja tidak mau, apalagi kalau sampai bangkrut. Ya jelas tidaklah. Tapi, tunggu dulu. Kira-kira, mengapa ada orang yang begitu dungunya hingga bersusah payah menyampaikan pertanyaan pilon itu? Ternyata pertanyaan itu memang layak diajukan kepada kita. Karena, meskipun secara konsepsi kita tidak ingin rugi, namun perilaku kita sehari-hari menunjukkan bahwa kita sedang menuju kepada kerugian. Kita yang merasa tidak pernah rugi dalam berbisnis mungkin menyangkalnya. Namun, benarkah demikian?



Adalah Rosululah SAW pada suatu hari, beliau melintasi sebuah kota. Kepada orang-orang dikota itu beliau bertanya; apakah kalian tahu apa artinya untung, rugi, dan bangkrut? Sungguh, itu pertanyaan gampang. Sehingga setiap orang bisa menjawabnya dengan mudah. Namun, tak satupun dari jawaban itu yang memuaskan sang Rosul. Lalu dia berkata : ” Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang dihari ini, lebih baik dari hari kemarin. Mereka yang tidak lebih baik dari hari kemarin, adalah orang-orang yang merugi. Sedangkan jika dihari ini dirinya lebih buruk dari hari kemarin, maka mereka adalah orang-orang yang bangkrut



Jadi untuk menilai apakah kita untung, rugi atau bangkrut caranya sederhana, yaitu; membandingkan hari ini dengan hari kemarin sebagai acuan. Jika kita bisa menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka kita sungguh menjadi orang yang beruntung itu. Namun, sekiranya kita hanya bisa menjalani hari ini dengan nilai yang setara dengan hari kemarin, maka sesungguhnya kita ini merugi. Apalagi sekiranya dihari ini, perilaku kita, sikap kita, cara berpikir kita lebih buruk dari hari kemarin. Maka, kita masuk kedalam kelompok orang-orang yang bangkrut.

Kita cenderung menggunakan jumlah uang, harta kekayaan, dan kesuksesan dalam karir untuk mengukur untung dan rugi. Hari ini, kita diajak untuk melihat untung dan rugi dengan perspektif lain. Dengan menggunakan KONSEP PERTUMBUHAN. Yaitu, konsep untuk bertumbuh. Terus bertumbuh. Dan terus bertumbuh dari hari kemarin, menuju ke hari ini, dan melanjutkannya ke hari esok. Konsep ini, tidak hanya berlaku bagi orang-orang yang sedang membangun kesuksesan non-material belaka. Kita yang tengah berfokus kepada kesuksesan material juga bisa menggunakannya sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja kapital Kita. Jika Kita mendapatkan seribu rupiah kemarin, Kita mesti mendapatkan lebih dari seribu hari ini. Jika tidak, maka artinya Kita rugi, atau malah bangkrut. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, uang seribu rupiah hari ini nilainya lebih rendah dari seribu rupiah kemarin sebagai konsekuensi dari inflasi. Jadi, hikmah yang diajarkan seribu limaratus tahun lalu ini sungguh sangat relevan dihari ini.



Tapi, memang benar bahwa untuk sesaat kita perlu keluar dari alam materialistik menuju kepada dimensi non-materialistik. Toh, tubuh kita terdiri dari dua bagian penting; fisik dan non-fisik. Komponen fisik dibangun oleh unsur-unsur material. Sedangkan komponen non-fisik disusun oleh unsur-unsur non-material. Oleh karenanya, untuk menjadikan diri kita utuh; kita harus bersedia menembus hal-hal non-material itu.



Dalam perspektif non-fisik, konsep ini mengisyaratkan dua aspek penting. Aspek pertama berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan atau keahlian. Pendek kata, kita ditantang untuk memastikan bahwa pengetahuan kita hari ini lebih banyak atau lebih baik dari hari kemarin. Maknanya? Kita mesti benar-benar menerapkan apa yang biasa kita sebut sebagai LONG LIFE LEARNING PROCESS. Ibu saya yang tidak berbahasa Inggris menasihatkan; Ulah liren diajar. Artinya, ˜jangan pernah berhenti belajar”. Dan itu betul. Sebab, jika kita berhenti belajar, maka pengetahuan kita dihari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Jika demikian, kita tidak termasuk orang yang beruntung.

Aspek kedua berhubungan dengan perilaku, sikap serta tindak-tanduk kita. Aspek ini bisa menjadi lebih penting bobotnya dari yang pertama. Karena, kita sudah tahu bahwa sikap bisa berarti segala-galanya. Orang yang sikapnya buruk, kemampuan belajarnya juga buruk. Sehingga dengan sikap buruk, kita tidak bisa mengadopsi keterampilan dan keahlian yang lebih baik. Seorang karyawan yang bersikap buruk ditempat kerja, tidak akan bersedia untuk mempelajari hal baru. Menangani tugas-tugas tambahan. Atau melatih diri untuk mengasah keahlian. Seorang karyawan yang berpikiran dan berprasangka buruk pun demikian. Apapapun yang dilakukan atasannya, akan dicurigai dan disikapi dengan buruk.



Sebaliknya, orang-orang yang bersikap baik. Berpikir positif. Membuka diri terhadap kritik. Pastilah akan mendapatkan peningkatan bermakna hampir dalam segala hal. Bahkan, sekalipun memang benar bahwa atasannya memperlakukan dia secara tidak adil. Memangnya, kita bisa selalu bersikap positif untuk setiap tindakan buruk yang dilakukan oleh orang lain kepada kita? Memangnya, kita selalu bisa bersikap positif untuk peristiwa-peristiwa menyakitkan yang menimpa kita? Tentu saja bisa. Mengapa? Karena, kita semua mengetahui dan meyakini bahwa dalam setiap peristiwa; ada sisi baik dan ada sisi buruk. Bahkan, kejadian yang baikpun ada sisi buruknya. Sebaliknya, peristiwa buruk selalu ada sisi baiknya. Itulah sebabnya kita mempunyai istilah; ˜dua sisi mata uang”. Mana ada uang yang hanya memiliki satu sisi? Sikap yang baik akan membantu kita untuk selalu menemukan sisi baik dari hal apapun yang kita hadapi.

Sampai disini, jelas sudah bahwa sesungguhnya, Rosulullah mengajari kita tentang sebuah prinsip sederhana, yaitu; MANJADI MANUSIA YANG LEBIH BAIK, DARI HARI KEHARI. Bisakah Kita membayangkan sekiranya kita menjadi lebih baik setiap hari? Tentu pencapaian kita akan semakin baik dari hari ke hari juga.



Tapi tunggu dulu. Pelajaran kita belum selesai. Sebab, kedua aspek non material yang baru saja kita bahas itu baru menyentuh alam duniawi. Bagi kita yang meyakini bahwa selain dunia ini juga ada alam akhirat; tentu tidak cukup jika hanya mementingkan dan memperjuangkan urusan dunia saja. Urusan akhirat sama pentingnya. Sehingga kalimat itu selengkapnya berbunyi; ˜menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari dimata Allah ”. Semakin hari, hati kita semakin bersih. Niat kita semakin tulus. Dan kepatuhan kita kepada kehendak Tuhan menjadi semakin tinggi. Bisakah Kita membayangkan sekiranya dimata Tuhan kita bisa menjadi hamba yang lebih baik setiap hari? Tentu nilai kemanusiaan kita akan semakin meningkat dari hari ke hari juga.



Dan, jika kita ingat doa yang paling sering kita panjatkan. Doa yang berbunyi; Ya Allah, berikanlah kepadaku kesuksesan di Dunia, dan kesuksesan d Aakhirat. Tentu kita juga akan sadar bahwa menjadi lebih baik dalam urusan dunia saja, tidaklah cukup. Mungkin kita untung secara duniawi. Pengetahuan kita semakin bertambah. Keterampilan kita semakin tinggi. Penghasilan kita semakin banyak. Rumah kontrakan diganti menjadi hunian cicilan. Sepeda motor beroda dua berubah menjadi mobil. Dari naik angkot menjadi menyetir mobil sendiri. Tapi, kalau nilai akhirat kita tidak menjadi lebih baik apa artinya? Apalagi jika semua peningkatan dan kenikmatan hidup itu semakin menjauhkan diri kita dari Aturan Allah. Kita untung untuk ukuran dunia, tapi merugi berdasar kriteria Akhirat.



Ini sungguh sesuatu yang sangat menakutkan. Menakutkan, karena hidup didunia ini hanya tinggal beberapa saat. Belum tentu umur kita sampai ke tahun depan. Betapapun berhasilnya kita secara duniawi, kenikmatannya hanya bisa dirasakan sementara. Sedangkan akhirat? Dia abadi. Selamanya. Menakutkan jika hanya sempat mengecap nikmat didunia sesaat. Namun, tidak dapat mengecap nikmat akhirat yang NIKMATNYA SELAMANYA.



Jika nikmat dunia kita bertambah, namun cara kita bertingkah polah semakin buruk; kita benar-benar bangkrut. Hari ini, sudah Tuhan anugerahkan nikmat yang lebih banyak dari hari kemarin. Tapi, hari ini; kita terlenakan dengan kenikmatan itu. Sampai-sampai kita berpikir; ˜ kapan lagi menikmatinya”. Lalu kita mengumbar semua keinginan. Oh, bagaimana sekiranya Tuhan menjadi marah. Marah karena Dia sudah memberi kita nikmat lebih banyak. Namun, bukannya kita menjadi semakin mendekat. Sebaliknya, kita malah menjadi lebih berani menghujat hukum-hukumNya.



Rugi. Bukanlah tentang berapa uang kita yang hilang. Bangkrut. Bukan tentang bisnis yang tumbang. Melainkan tentang gagalnya diri kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari kemarin. Jadilah manusia yang lebih baik dari hari kemarin. Jadilah manusia yang lebih baik dari hari kemarin. Jadilah manusia yang lebih baik dari hari kemarin. Jadilah. Manusia. Yang beruntung.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi amal sholeh kita semua, amin

HADIAHKAN CAHAYA BUAT ORANG TUA KITA

seringkali kita ingin membahagiakan orang tua kita dengan berbagai fasilitas dan menuruti keinginan-keinginan duniawinya agar disebut sebagai anak yang berbakti, atau juga kita sebagai orang tua seringkali terlalu banyak menuntut kepada anak-anak kita agar menjadi anak yang sukses secara duniawi agar kita kelak bisa menjalani masa pensiun dengan aman dan nyaman, namun kita sering terlupa apakah kekayaan-kekayaan yang telah kita raih dan kita kumpulkan itu sangat berarti ketika orang tua kita atau kita sendiri telah meninggalkan Dunia ini ? dibawah ini kisah yang perlu kita renungkan dan segera kita lakukan secara konsisten.

Dikisahkan, pada suatu malam Abu Qolabah bermimpi berada disuatu pemakaman . Tiba-tiba ia menyaksikan kuburan-kuburan yang ada disitu terbelah. Mayat- mayat keluar dari kuburnya dan duduk-duduk di tepi kuburan itu. Ditangan mereka seolah- olah ada yang memegang nampan yang terbuat dari cahaya yang kemilau.



Sementara sebagian mereka terlihat dengan tangan hampa, tanpa cahaya sedikitpun. Maka Abu Qolabah bertanya kepada mereka : “Aku lihat diantara kedua tangan Anda terdapat cahaya pertanda apakah itu? “ Mayat-mayat serempak menjawab :”Sesungguhnya kami mempunyai beberapa anak dan teman yang saling menghadiahkan kepada kami. Mereka bersedekah dan berderma didunia dan diniatkan pahalanya untuk kami. Dan Nur inilah buah dari apa yang mereka persembahkan untuk kami.”



Sementara mayat- mayat yang bertangan hampa , tanpa sinar memancar menjawab,: “Kami mempunyai anak yang tidak shaleh dan tidak mau mendoakan serta tidak berbuat baik bagi kami. Oleh karena itu kami tidak memiliki nampan bercahaya. Dan kami sangat malu terhadap tetangga- tetangga kami ini.”



Ketika Abu Qolabah terbangun kemudian Abu Qolabah segera menuju rumah si anak yang disebut oleh laki-laki dalam mimpinya itu. Dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya dalam mimpi, khususnya pertemuan dengan ayah anak itu yang sangat mengharapkan doa dan sedekah ( yang diperuntukkan untuk si ayah) dari anaknya itu.



Lalu lelaki itu berkata :” Saya bertobat kepada Allah dari segala kemaksiatan dan dosa yang pernah saya lakukan. Saya tidak akan kembali kejalan itu lagi selamanya.” Semenjak itu , ia menyibukkan dirinya hanya untuk taat kepada Allah SWT, berdoa dan bersedekah yang ditujukan kepada orang tuanya yang telah tiada… Kini dia benar-benar telah menjadi anak yang shaleh. Dia membalas kebaikan orang tuanya dan berbakti kepada keduanya yang telah meninggal dengan cara mendoakan dan bersedekah untuknya.



Setelah beberapa hari berlalu , Abu Qolabah kembali bermimpi berada disekitar kuburan yang dulu lagi. Semua penghuni kubur keluar dengan keadaan seperti yang dilihatnya pada mimpi sebelumnya. Laki-laki yang dulu terlihat murung, kini sudah tak murung lagi. Wajahnya tampak berseri-seri. Laki-laki itu telah memiliki nampan yang bercahaya pula. Bahkan nampan miliknya lebih bersinar daripada yang lain.



Laki-laki itu berkata kepada Abu Qolabah, "Abu Qolabah, semoga Allah membalas kebaikanmu. Karena nasihatmu, anakku selamat dari api neraka dan juga aku terhindar dari rasa malu berkumpul dengan orang-orang disini".



*** Rasulullah SAW bersabda: Apabila anak Adam menninggal dunia maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: Shodaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak yang shaleh yang mendoakan orang tuanya (Al-Hadits)



Sudah sejauhmanakah kita MENGHADIAHKAN CAHAYA buat orang tua kita ? Sudahkah bisa diharapkan anak-anak kita MAMPU MENGHADIAHKAN CAHAYA buat kita kelak ?

PERIHNYA PROSES KESUKSESAN

Banyak yang bisa kita pelajari dari alam di sekitar kita Allah telah menciptakan makhluknya yang banyak di seluruh jagad raya Itu semua adalah untuk kita manusia Agar kita lebih mengenal Penciptanya Dan agar menjadi pelajaran dalam kehidupan kita Ada makhluk Allah, yang kita bisa belajar dengannya Dia adalah seekor anak kerang ...



Seekor anak kerang didasar laut mengeluh kepada ibunya... " Ibu.......Sebutir pasir tajam masuk kedalam tubuhku yang lembek ini ibu ". "Anakku, Tuhan tak memberi kita tangan, sehingga ibu tidak bisa menolongmu. Ibu tahu, itu sakit, tapi terimalah sebagai takdir. Kuatkan hati, kerahkan semangat melawan nyeri yang menggigit. Balut pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itulah yang bisa kau perbuat" Kata ibunya dengan sendu dan lembut sambil menitikkan airmata Anak kerang pun menurut.



Kadang rasa sakit begitu hebatnya Sehingga ia sempat meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan Tidak hanya hari demi hari, tapi bertahun-tahun. Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus Rasa sakitpun makin berkurang makin lama mutiaranya semakin besar Rasa sakit akhirnya menghilang sama sekali



Sekarang............... Sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, Dan berharga mahal terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya membuahkan hasil yang menakjubkan. Dirinya kini menjadi sangat sangat berharga.





Sahabat... Untuk mencapai KESUKSESAN (dunia & akhirat)... Tidak ada yang datang dengan serta merta Tidak ada 'makan siang gratis' KESUKSESAN harus melalui suatu PROSES PANJANG... seumur hidup kita Perjuangan adalah suatu proses Kerja keras adalah suatu proses Penderitaan adalah suatu proses Ketidaknyamanan adalah suatu proses Kegagalan bukan hasil akhir Kegagalan adalah suatu proses



KESABARAN adalah SYARATnya KEIKHLASAN adalah NYAWAnya Dan RASA SYUKUR adalah OBATnya



Tidak ada KESUKSESAN tanpa KEGAGALAN Dan tidak ada KEBAHAGIAAN tanpa PENDERITAAN



Tidak ada KESUKSESAN bila itu FANA Dan tidak ada PENDERITAAN kalau cuma SEMENTARA



KESUKSESAN dan KEBAHAGIAAN yang sebenarnya ... Adalah apabila dia ABADI



Dan KEGAGALAN serta PENDERITAAN yang sebenarnya... Adalah apabila dia ABADI

Rubah Haluan Hidup Kita

Sahabat, mengapa Program ini harus kita angkat bersama, dan mulai kita rintis saat ini ?

Mari coba kita kalkulasi bersama-sama,



Sudah Berjuta-juta Generasi kita yang menjadi korban pembunuhan perilaku dari berbagai Fenomena konser goyang Dangdut, Konser Musik, Pergaulan Bebas, Mafia Gelandangan Pengemis, Mafia Narkoba, Merebaknya Pornografi dan Pornoaksi !

Apakah para korban itu Menyadari ? atau bahkan menikmati ? atau jangan-jangan karena sebuah keterpaksaan atau ketidakpahaman mereka ? atau bisa jadi korban dari sebuah Sistem Hidup Keluarga, Masyarakat dan Negara ini !

Mungkinkah diantara mereka akan terus menerus tenggelam dalam fenomena itu ? atau bisa jadi diantara mereka banyak yang menginginkan KEMBALI kepada Fitrahnya namun dimana dan kepada siapa mereka harus mencurahkan kegalauan hatinya ?



Berjuta-juta Generasi kita belum mendapatkan Pelayanan Pendidikan dan Pembinaan yang SOLUTIF, Beribadah karena disuruh, Sekolah karena terpaksa, ke Perguruan Tinggi karena Gengsi dan ingin naik gaji, Bekerja karena malu dibilang mengannggur. Mahalnya biaya Pendidikan tidak identik dengan kualitas yang akan diperoleh. Apakah kita dan Generasi kita menyadari ? atau akan terus mengekori Sistem ini walau apapun yang terjadi ? namun kita yakin banyak diantara kita yang sedang mencari SOLUSI.



Berjuta-juta Generasi kita terbelit krisis ekonomi hingga sangat mudah untuk diprovokasi untuk menjadi Pahlawan-Pahlawan Pemimpi lalu bergabung dengan organisasi-organisasi yang SIAP MATI. Akankah kita biarkan Generasi ini akan mematikan dan mati tanpa arti, tapi kita yakin masih banyak Generasi kita yang menginginkan REVOLUSI SUCI tanpa harus banjir darah dan air mata di Negeri tercinta ini



Sahabat, dari Gambaran Besar Potensi Generasi kita maka tidak mustahil kalau satu tahun ini kita bisa memulai dengan 10 Relawan dan 100 Generasi. Kalau dengan Konsep 1 Relawan 10 Generasi per tahun, apa yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya ?

Tahun Pertama kita Upgrade dulu 10 Manusia Malaikat, Tahun kedua akan lahir 100 Relawan dan 1000 Generasi, tahun ketiga akan lahir 1.010 Relawan dan 10.100 Generasi , tahun keempat akan lahir 11.110 Relawan dan 111.100 Generasi, tahun kelima akan lahir 122.210 Relawan dan 1.122.100 Generasi, tahun keenam lahirlah 1 JUTA MANUSIA-MANUSIA MALAIKAT dari para RELAWAN DAN GENERASI tersebut dan akan terus-menerus menggurita jumlah dan loyalitasnya untuk mencerahkan seluruh Penduduk Negeri ini, Insya Allah



Siapakah Calon-calon Manusia Malaikat kita ? mereka adalah yang INGIN KEMBALI, yang sedang MENCARI SOLUSI, yang SIAP MATI di Jalan Ilahi dan yang merindukan akan adanya REVOLUSI SUCI.



Adapun Karakteristik dan Kompetensi yang akan kita bangun untuk para Calon Manusia Malaikat ini adalah mereka Laki-laki dan Perempuang yang :



1. Hafal dan Paham Al-Qur’an minimal 5 Juz ( Juz 29, 30 dan Surat Al-Baqoroh )
2. Mampu melaksanakan Ibadah Sholat Wajib dan Sunnah dengan sempurna.
3. Terbiasa dengan Ibadah Puasa Sunnah
4. Mampu menulis Arab, Huruf dan Angka dengan baik dan benar
5. Mampu Menghitung Cepat ( Operasi Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian )
6. Menguasai Ilmu Tahsin dan Tajwid
7. Mampu Menulis dan berbahasa Indoesia dengan Baik dan Benar ( Mampu melakukan Presentasi dan Membuat Karya Tulis )
8. Mampu berbicara minimal dengan 3 Bahasa Asing ( Arab, Inggris, Mandarin/Japan )
9. Mengusai Ilmu Komputer ( Mengetik Cepat 10 jari, Ms Windows, Ms Office, Internet , Teknisi Hardware dan Jaringan serta Web Progrmming )
10. Menguasai Ilmu Kedokteran Nabawi ( Thibun Nabawi )
11. Mampu melaksanakan Nubuwwah Sistem ( Sitem Hidup Kenabian )

- Senantiasa Bangun Malam untuk Sholat Tahajjut

- Senantiasa membaca dan memahami Al-Qur’an

- Senantiasa melakukan Zikir Pagi dan Petang

- Senantiasa Belajar dan Beibadah dengan Kesungguhan Hati

- Memiliki jiwa Kesabaran yang tangguh

- Memiliki sikap ketergantungan ( Tawakkal ) hanya kepada Allah

- Ingin selalu menjadi manusia terbaik dari waktu ke waktu

- Memiliki Jiwa Kemandirian dan Intrepreneur ynag handal

- Siap tampil ke Gelanggang Dakwah melalui Duplikasi Sistem

1. Mampu Menjahit pakaian ( minimal 20 Jenis Mode Syar’i ) --- Untuk Perempuan
2. Mampu Memasak ( minimal 50 Menu makanan ) --- Untuk Perempuan
3. Rajin Berseka diri dan Lingkungan --- Untuk Perempuan
4. Memiliki 3 Kesadaran Utama ( Kesadaran Beribadah, Kesadaran Berilmu dan Kesadaran Beramal Sholeh )



15 Karateristik dan Kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh para Relawan kita yang selanjutnya harus diduplikasikan kepada Generasi Kita yang telah meridukan kehadiran mereka di berbagai tempat Jaringan Rumah Yatim Indonesia.



Lalu apa saja fasilitas dan daya dukung RYI untuk merealisaikan Program ini ?

Alhamdulillah dari hasil silaturrahim dan sinergi antar unit-unit jaringan kegiatan RYI, saat ini RYI memiliki fasilitas pendukung yaitu :

- Satu buah Camp Bahasa Asing ( Inggris, Mandarin dan Japan ) di Pare Kediri Jawa Timur

- Satu buah Camp Kewirausahaan di Klaten Jawa Tengah

- Satu buah Camp IT di Tasikmalaya Jawa Barat

- Satu buah Camp Konveksi di Banjarsari Jawa Barat

- 15 buah Camp Tahfidh Al-Qur’an dan Bahasa Arab

- Satu buah Pilot Project Islamic Home Schooling di Tasikmalaya yang akan menyempurnakan Sistem Kurikulum Pendidikan dan Pembinaan Calon-Calaon Manusia Malaikat yang memiliki 15 Karakteristik dan Kompetensi tersebut diatas.

- 1.500 anak asuh dan anak didik usia SD sampai SLTA yang tersebar di 20 unit kegiatan



Dan yang tidak kalah pentingnya dalam mensukseskan program ini adalah FAKTOR ANDA, yah..... Anda para Sahabat Facebooker Rumah Yatim Indonesia yang saat ini telah mencapai 140.000 member, RUTINITAS yang SEKECIL apapun dari partisipasi Anda adalah sangat-sangat berarti untuk kelangsungan Mega Proyek ini.



Kami tidak meminta yang Terbaik dan yang Terbesar dari Anda, Cukuplah APA YANG TERSISA di tangan Anda, akan kami kelola untuk mewujudkan Mega Proyek ini.

Namun jika Anda ingin memberikan Yang Terbaik Yang Paling Anda Cintai untuk menyempurnakan Keimanan dan Loyalitas Anda dihadapan Allah SWT dengan penuh ketulusan, Well Come, Please......!



Berapa Anggaran Biaya untuk merealisasikan Proyek 1 Juta Manusia Malaikat ini ?

Kalau Asumsinya 1 orang Relawan atau Generasi kita anggarkan Rp.10 Juta maka dalam 6 tahun untuk 1 Juta Generasi dibutuhkan Rp.10 Milyard , wow ? besar sekali !

Oh tidak itu sangat kecil jika dibandingkan kita buat Rumah Sakit Gratis atau Sekolah Unggulan yang Gratis, Berapa biaya gedungnya ? berapa biaya operasional tiap bulannya ? dan lain-lainnya ?



Dan akan semakin kecil sekali anggaran biayanya karena tugas kita hanya akan MENGUPGRADE 10 ORANG PERTAMA SAJA , dan selanjutnya 10 orang pertama ini masing-masing WAJIB MENDUPLIKASI dirinya ( Kompetensinya ) kepada 10 orang Generasi berikutnya secara Mandiri dengan cara yang sama yaitu Meng-Upgrade para Generasi kita ( Anak Asuh dan Anak Didik kita ) yang juga sedang memproses diri dengan Kurikulum yang sama, begitu seterusnya.



Jadi ternyata Proyek Besar tidak harus selalu dengan biaya yang sangat besar jika kita mau berpikir cerdas memanfaatkan segala potensi yang ada disekitar kita

MENGASAH EMPATI

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri ( Q.S. Al-Isro’ : 7 )



Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.





Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja.





Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.





Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.



Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.



Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang.



Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia.



Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membukapintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.



Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberat-kan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Kita lebih dulu.Mulailah sekarang juga.

Cinta Sejati

di sana, ada cita dan tujuan
yang membuatmu menatap jauh ke depan
di kala malam begitu pekat
dan mata sebaiknya dipejam saja
cintamu masih lincah melesat
jauh melampaui ruang dan masa
kelananya menjejakkan mimpi-mimpi

lalu di sepertiga malam terakhir
engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu
melanjutkan mimpi indah yang belum selesai
dengan cita yang besar, tinggi, dan bening
dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja
dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali
dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati

teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang
menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman
walau duri merantaskan kaki, walau kerikil mencacah telapak
sampai engkau lelah, sampai engkau payah
sampai keringat dan darah tumpah

tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum
di jalan cinta para pejuang

Salim A. Fillah

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL WALAU KITA MISKIN

“ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mmenempuh jalan Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan ke jalan Ku, dan sesungguhnya Allah beserta orang yang berbuat baik” ( QS.Al’Ankabut (29) :69 )

betapa seringkali kita ingin berbuat kebaikan yang lebih besar untuk merubah pola hidup kita agar lebih berarti bagi banyak orang, namun sebelum berbuat kita keluh kesah dan berbagai alasan menghampiri kita agar kita tidak jadi atau minimal ragu atau lebih lambat dalam bertindak, ketahuilah itulah bisikan-bisikan Setan yang akan senantiasa menghalangi cita-cita kita.



Batapa santainya kita dalam proses belajar hingga tak terasa waktu belajar telah habis, betapa tidak sepenuh hati kita dalam bekerja tiba-tiba kerjaan menumpuk dan waktupun berlalu, betapa tidak seriusnya kita mendidik anak tiba-tiba anakpun telah dewasa dam belum menemukan jatidirinya, betapa kurang pedulinya kita dengan kedua orangtua kita tiba-tiba keduanya telah meninggalkan kita, betapa…. Betapa…..



Alkisah, disebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya karena kebanyakan anak-anak di desa itu membantu orang tuanya mencari nafkah.



Suatu hari,satu-satunya guru yang ada di sekolah itu sedang memberi pelajaran mengarang . setelah menjelaskan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan pekerjaan rumah. ” Anak-anak, pekerjaan rumah hari ini adalah mengarang dengan judul cita-citaku, besok, hasil karangan kalian dibaca di depan kelas satu per satu…” .



Keesokan harinya, murid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karanganya masing-masing. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi guru, petani,atau pegawai pemerintah,dll. sang guru selalu manggut-manggut tanda setuju.



Lalu tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. bajunya tambal sulam, tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya sangat lantang. ” kalau besar nanti, aku ingin punya rumah besar diatas bukit dengan pemandangan yang indah berdampingan dengan pondok-pondok kecil di sekelilingnya untuk tempat peristirahatan.

Berderet pohon cemara dan pohon pohon yang rindang, di antara rumah-rumah itu.ada taman bunga tertata apik dan beraneka bunga dan warna. ada kebun buah lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk di sekitarnya.

Saya ingin jadi orang sukses dan bahagia bersama keluarga besar dan para tamu yang datang di sana…”.



Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan.” Dasar pemimpi…!” ejek murid yang lain , mereka mencemooh si murid kecil.



Melihat ke gaduhan itu si guru itu marah-marah.ia mengangap,biang kerak kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si guru menegurnya, ” yang kamu tulis itu bukan cita-cita, tapi itu impian yang tidak mungkin terjadi, pokoknya mamu harus tulis ulang tentang cita-citamu yang sebenarnya,” perintah sang guru. “Guru, ini adalah cita-citaku yang sebenarnya.ini bukan hanya mimpi, ini bisa menjadi kenyataan,” murid kecil bersikeras.



”Heh… kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin.bagaimana kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu? Dasar pemimpi...! buat karangan yang masuk akal saja!” teriak si guru mulai tidak sabar.



” Aku tidak mau cita-cita yang lain. Ini cita-citaku tidak ada yang lain…,”si murid kecil ngotot. ” besok kamu harus bawa karangan yang baru jika kamu tidak perbaiki karanganmu itu, kamu akan mendapat nilai jelek,”si guru mulai mengancam. Namun keesokan harinya,si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru. Walau di ancam dan di pemalukan seperti itu,dia tetap pada cita-citanya semula.

Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah guru, akhirnya ia mendapat nilai paling jelek di kelas.



Tanpa terasa waktu terus berjalan. Tiga puluh tahun kemudian, si guru masih tetap mengajar di sekolah dasar itu. Suatu hari,ia mengajak murid-muridnya belajar sambil berwisata ke sebuah kebun buah dia atas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah itu berada di desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal.



Sesampai di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-muridnya berdecak kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah rumah besar bak istana.tinggi menjulang, megah, dan sangat indah arsitekturnya. “ Orang yang membangun istana ini pastilah orang yang sangat hebat…,” gumam si guru terkagum-kagum.



Tiba-tiba terdengar jawaban. “ Bukan orang hebat yang membangun rumah ini… hanya seorang murid bandel yang berani bermimpi punya cita-cita yang besar, pasti, yang lebih hebat adalah guru yang dulu mendidik bocah bandel itu… Mari masuk ke dalam rumah, pak , kita nikmati teh dan buah-buahan terbaik dari kebun ini…,” ujar si pemilik rumah itu dengan ramah.



Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan teringat siapa yang berdiri di depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapat nilai jelek waktu itu. Sekarang dia telah menjelma menjadi pengusaha yang sangat sukses. Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus menahan malu karena 30 tahun yang lalu dirinya melecehkan cita-cita anak itu.



Sahabat, perubahan besar terjadi karena ada orang-orang kecil yang tangguh dan pantang menyerah.

Hanya Allah Yang Mampu

Allah lah yang membuatmu mampu tersenyum walau menangis
Untuk bertahan saat dirimu merasa ingin menyerah
Untuk berdoa saat dirimu kehabisan kata-kata
Untuk mencintai walau hatimu hancur berkali-kali
Untuk mengerti walau tak satu pun yang kelihatan memberi arti
Segalanya menjadi mungkin, karena Allah membuatmu mampu, MAMPU, untu percaya dan meraih yang terbaik..

Tetap semangat, kawan..
Jangan menyerah..

Rintihan Hati

ya Allah ya Rabbi..
kenapa air wudlu kini tidak lagi sanggup menyegarkan nuraniku?
kenapa sujudku tidak lagi khusuk?
dan kenapa pula panggilan-Mu hanya bisa membuatku menangis,
tanpa bisa membuatku bersimpuh di hadapan-Mu?

ampuni segala dosa ini ya Ghaffaar..
maafkan kami yang selalu alpha dan lupa..
maafkan kami yang selalu mengulang semua kesalahan..
maafkan kami yang terus selalu berulang ulang memohon maaf dan ampunan-Mu..
maafkan kami yang tak pernah menghargai karunia dan nikmat yang Engkau berikan..

ya Allah, masa itu akan tiba, n bila telah tiba masanya, berharap tersenyum di akhir waktuku itu..
maafkanlah, ampuni diriku..

DIBALIK SEBUTIR NASI

“Sesungguhnya mubadzir ( pemborosan ) itu saudara-saudara syaithan”. (Isro' / 27)

terfikirkah oleh kita bahwa ketika sebuah hidangan telah siap di meja dan siap untuk kita nikmati, ada sekian banyak faktor pendahulu yang mesti menjadi renungan bagi kita semua agar rasa syukur kita kepada Allah SWT makin terasah dan berkualitas.



Ada sekian banyak petani yang banting tulang peras keringat untuk membajak, menanam dan mengairi sawah untuk sepiring nasi dan semangkuk sayur kita, ada para peternak yang dengan penuh kesabaran memelihara hewan ternaknya untuk sekerat lauk buat kita, ada sekian banyak kuli panggul, tukang masak, dan para buruh lainnya yang siap memberikan pelayanan untuk kepuasan kita. Dan masih banyak faktor lain yang perlu kita cari dan kita renungkan.

berikut ini kisah yang akan memicu kita menjadi hamba yang sangat mensukuri nikmat Allah SWT.



Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil,sang raja mempunyai seorang putra yang sangat di manjakan. Merasa sebagai anak semata wayang sekaligus putra mahkta kerajaan,dia tumbuh menjadi remaja yang urakan,tidak tahu sopan santun dan tidak mau menghargai

Orang lain.Ia bahkan suka melecehkan para pengasuhnya. Karena itu,pangeran kecil ini di benci dan di hindari oleh para pengasuh maupun pegawai istana lainnya.



Walau di benci dan di jauhi,pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia

yang setia kepadanya, yaitu si bocah laki-laki anak dari si juru masak istana. Si bocah tinggal di bangunan kecil jauh di belakang istana kerajaan. Karena dilarang menginjakkan kakinya ke dalam istana, maka sang pangeran kecillah yang biasanya datang bermain ke rumah si bocah.



Suatu hari, pangeran kecil meminta bocah untuk menemaninya makan siang di ruang makan istana. Bukan menemani makan, tetapi berdiri manis menunggui sambil melihat sang pangeran makan. Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat menundukkan kepala sambil mulutnya berkomat-kamit seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, pangeran kecil mulai melahap hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan yang enak, enak dan mahal dicicipi. Sang Pangeran bersantap sambil bertingkah seperti orang yang sedang kelaparan dan ingin menghabiskan semua makanan di atas meja. Kadang ia hanya mencuil dan menggigit makanannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di meja. Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan di mana-mana. Sang pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandanginya.



Tapi bukannya merasa dihina, si bocah kecil itu malah tersenyum-senyum sedari tadi. Pangeran kecil pun jadi tersinggung dan marah melihat kelakuan sahabatnya. “Hai… apa yang kamu tertawakan? Beraninya kamu tertawa seperti itu dihadapanku ? Kamu iri melihat aku makan enak?” teriak pangeran kecil. “ tidak, tidak ada apa-apa…,” jawab si bocah. “kalau tidak ada apa-apa, mengapa kamu tertawa ? Apanya yang lucu ?” tanya sang pangeran sengit.” Pangeran jangan cepat marah. Hamba sungguh senang dan tidak menyangka sama sekali, bawa seorang pangeram pun ternyata juga berdoa sebelum makan. Apa yang pengeran ucapkan dalam doa tadi?” tanya si bocah.



“Walaupun aku seorang pangeran, aku juga orang beragama. Di agamaku sejak kecil diajarkan, supaya setiap hendak makan mengucapkan doa terimakasih kepada yang maha kuasa, atas pemberian makanan yang dihidangkan untukku,” jelas sang pangeran dengan bangga. Si bocah kecil tetap saja tersenyum-senyum. Tapi kali ini ia berani berkata demikian,” menurut pendapat hamba yang mulia, rasa syukur dan terimakasih itu akan lebih berarti bila ditujukan juga kepada orang-orang yang telah menyediakan semua bahan makanan, dan memasak hingga tersaji hidangan di meja ini,” kata si bocah.”Lihatlah sisa makanan yang berceceran di piring dan meja itu. Perlu berapa orang untuk membuat itu semua?” “apa maksud kata-katamu itu ? Aku kan seorang pangeran yang boleh berbuat apa saja sesuai kehendakku…” kilah sang pangeran .



Tanpa banyak mendebat si bocah tadi mengajak Sang Pangeran menuju ke dapur istana untuk melihat para pekerja dapur yang begitu sibuk menyiapakan makanan serta membuat berbagai

macam masakan. Saat mereka berkeliling, dari pintu belakan istana tampak seorang petani sedang membawa sekarung beras sebagai hantaran wajib ke istana. Pangeran kecil menyapa si petani bak seorang raja yang berkuasa,”hai…paman…terima kasih atas persembahanmu, bagaimana panen padi kali ini?” tanya sang pangeran berlagak bijak.”panen kali ini buruk sekali,Tuan,”jawab si petani ketakutan.”sudah tiga bulan kami bekerja keras, dari membajak, menanam, mengairi sawah sampai memupuk tanaman, tapi hasilnya sia-sia . Sawah ladang dihancurkan tikus dan hama wereng. Jadi, ampuni kami karena hanya mampu mempersembahkan sekarung beras ini, hanya itu yang kami punya.

Karena kami pun belum tahu bagaimana memberi makan anak istri kami,” ujarnya sambil menghela nafas panjang.



Mendengar jawaban itu, pangeran kecil tesentak dan baru tersadar. Ternyata rakyatnya sangat menderita dan terancam kelaparan.Sementara dirinya malah menyia-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu beharga.sang pangeran kecil kemudian lari meninggalkan tempat itu karena merasa malu pada diri sendiri. Sejak peristiwa itu, tingkah laku pengeran kecil berubah total. Ia menjadi anak yang sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali makan, ia selalu mengingatkan dirinya sendiri, ”jangan sisakan sebutir nasipun di piringmu…!”



“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7)



Mulai saat ini jika masih ada tersisa hidangan di piring kita, ingatlah masih ada jutaan saudara kita yang masih kekurangan gizi dan makan.

SELESAIKAN MASALAH DENGAN AMAL SHOLEH

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2-3)

setiap kita yang hidup di muka bumi ini, siapapun kita, orang kaya, miskin, tua muda, laki perempuan, berpangkat atau rakyat biasa, konglomerat atau orang melarat, PASTI AKAN MENERIMA UJIAN karena UJIAN adalah tolok ukur kokoh dan rapuhnya IMAN kita. Jenis ujianpun berbeda-beda ada yang berupa KEKURANGAN nikmat ( selalu Defisit ) ada yang KELEBIHAN nikmat ( Surplus terus ). Yang kekurangan diuji KESABARANnya sedang yang kelebihan diuji KEBIJAKANnya.



Disamping itu UJIAN juga bisa menjelma berupa berbagai MASALAH KEHIDUPAN dan tidak satupun masalah tersebut yang tidak ada solusinya, karena semua masalah kita SENGAJA DIBUAT oleh SANG PENGUJI yaitu Allah SWT. Dan kita disuruh mencari dengan kesungguhan di KITAB SOLUSIN NYA. Dan salah satu upaya untuk memecahkan masalah kita adalah dengan Amal Sholeh kita................

Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Ketika tiga orang pemuda sedang berjalan, tiba-tiba turunlah hujan lalu mereka pun berlindung di dalam sebuah gua yang terdapat di perut gunung. Namun tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari atas gunung menutupi mulut gua yang akhirnya mengurung mereka. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Ingatlah amal saleh yang pernah kamu lakukan untuk Allah, lalu mohonlah kepada Allah dengan amal tersebut agar Allah berkenan menggeser batu besar itu.

Salah seorang dari mereka berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut usia, seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil di mana akulah yang memelihara mereka. Setelah aku mengandangkan hewan-hewan ternakku, aku segera memerah susunya dan memulai dengan kedua orang tuaku terdahulu untuk aku minumkan sebelum anak-anakku. Suatu hari aku terlalu jauh mencari kayu (bakar) sehingga tidak dapat kembali kecuali pada sore hari di saat aku menemui kedua orang tuaku sudah lelap tertidur. Aku pun segera memerah susu seperti biasa lalu membawa susu perahan tersebut. Aku berdiri di dekat kepala kedua orang tuaku karena tidak ingin membangunkan keduanya dari tidur namun aku pun tidak ingin meminumkan anak-anakku sebelum mereka berdua padahal mereka menjerit-jerit kelaparan di bawah telapak kakiku. Dan begitulah keadaanku bersama mereka sampai terbit fajar. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukalah sedikit celahan untuk kami agar kami dapat melihat langit. Lalu Allah menciptakan sebuah celahan sehingga mereka dapat melihat langit.

Yang lainnya kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku pernah mempunyai saudara seorang puteri paman yang sangat aku cintai, seperti cintanya seorang lelaki terhadap seorang wanita. Aku memohon kepadanya untuk menyerahkan dirinya (kegadisannya) tetapi ia menolak kecuali kalau aku memberikannya seratus dinar. Aku pun bersusah payah sampai berhasillah aku mengumpulkan seratus dinar yang segera aku berikan kepadanya. Ketika aku telah berada di antara kedua kakinya (selangkangan) ia berkata: Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu merenggut keperawananku kecuali dengan pernikahan yang sah terlebih dahulu. Seketika itu aku pun beranjak meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mencari keridaan-Mu, maka ciptakanlah sebuah celah lagi untuk kami. Kemudian Allah pun membuat sebuah celah lagi untuk mereka.

Yang lainnya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku pernah mempekerjakan seorang pekerja dengan upah enam belas karung beras (padi). Ketika ia sudah merampungkan pekerjaannya, ia berkata: Berikanlah upahku! Lalu aku pun menyerahkan upahnya yang sebesar enam belas karung beras namun ia menolaknya. Kemudian aku terus menanami padinya itu sehingga aku dapat mengumpulkan beberapa ekor sapi berikut penggembalanya dari hasil padinya itu. Satu hari dia datang lagi kepadaku dan berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu menzalimi hakku! Aku pun menjawab: Hampirilah sapi-sapi itu berikut penggembalanya lalu ambillah semuanya! Dia berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku! Aku pun berkata lagi kepadanya: Sesungguhnya aku tidak mengolok-olokmu, ambillah sapi-sapi itu berikut penggembalanya! Karena itulah upahmu yang dulu belum kamu ambil lalu aku belikan sapi lalu sapi itu berkembang biak sebanyak yang kamu lihat saat ini. Lalu ia pun mengambilnya dan dibawa pergi. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami sedikit celahan lagi yang tersisa. Akhirnya Allah membukakan celahan yang tersisa itu.

Sahabat, mari kita buat amal sholeh unggulan sebagai sarana munajat dan jurus andalan menyelesaikan masalah yang sedang dan akan yang menghimpit kita saat ini dan kelak.

Jangan Emosi

" Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam berkelahi, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai emosinya tatkala marah " (Muttafaqun Alaih)



Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang diridhoi Allah SWT, ada banyak hal yang kadang sangat-sangat sepele tetapi karena sikapi dengan sangat reaktif dan emosional, tiba-tiba hal yang sepele itu menjadi sebuah masalah yang besar dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang bijak.



Suatu hari seorang bapak makan disebuah restoran bersama dengan keluarganya. Ketika sedang asik menyantap makanan, bapak tersebut melihat disampingnya ada seorang anak kecil yang tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya tumpah membasahi taplak meja dan baju si anak. Spontan ayah anak itu marah, “Mengapa kamu tidak hati-hati?” bentak si ayah. Si anak menangis. Si ayah makin memarahinya saja. Bapak yang lain menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng saja. Menurutnya suasana makan keluarga tersebut seketika berubah menjadi kacau. Tentu saja keadaan tersebut tidak akan terjadi jika sang ayah mampu bersikap lebih bijak, sabar, dan tidak emosional.



Jika kita renungkan, dalam hidup ini ada banyak masalah yang muncul karena kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana saja. Keadaan akan menjadi lain, keluarga tersebut akan makan dengan tenang dan bersuka-cita, jika si ayah berkata sambil tersenyum, “Lain kali hati-hati ya, nak.” Masalah pun selesai ! Si anak dan keluarga yang lain pun senang. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengutamakan amarah, menyalahkan orang lain, keadaan, dan dunia sekitar jika sedang ditimpa persoalan. Akibatnya kita kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu :



Pertama : Rasa Syukur



Jika terlalu sibuk menggerutu dan mengeluh, kita akan kehabisan waktu untuk bersyukur atas segala rahmat yang Allah berikan. Hari ini sebelum kita protes tentang menu dan rasa makanan dihadapan kita, pikirkanlah seseorang yang tidak memiliki sesuatu untuk dimakan.



Sebelum kita mengeluh karena tidak memiliki banyak materi, pikirkanlah seseorang yang mengemis dijalanan hanya untuk mendapatkan sedikit belas kasihan dari orang lain.



Sebelum kita mengeluh karena wajah kita tidak secantik atau setampan yang kita inginkan, pikirkanlah seseorang yang memiliki wajah lebih buruk.



Sebelum kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, pikirkanlah banyaknya orang yang bergumul meminta pasangan hidup.



Sebelum kita mengeluh tentang sulitnya hidup ini, pikirkanlah seseorang yang terbaring koma di rumah sakit, bahkan untuk memikirkan masa depanpun ia sudah tidak mampu lagi.



Sebelum kita mengeluh mengenai jarak yang harus kita tempuh ketika mengemudi, pikirkanlah seseorang yang juga menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki.



Ketika kita merasa lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkanlah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaankarena tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita.





Kedua : Rasa Ikhlas



Kehidupan ini harus diterima dengan penuh Kebahagiaan tanpa suatu keharusan memiliki segalanya dengan berlebihan.



Jalan kebahagiaan adalah merasa senang pada diri kita, apa yang kita kerjakan dan apa yang kita miliki merupakan rahasia kekuatan, kepuasan, dan kehidupan pribadi yang berenergi tinggi.



Kebahagiaan menghubungkan kita dengan keindahan dan kekuatan semesta alam, dengan kekuatan tertinggi kita, dengan Sang Illahi.



Kebahagiaan berarti merasakan dan mengungkapkan kebahagiaan hidup, bergembira karena keindahan dan kekayaan sebagai makhluk.



Kebahagiaan merupakan daya pembebas ampuh yang melepaskan kreativitas, bakat, kemampuan, dan kecakapan kita.



Kebahagiaan mengilhami harapan. Kebahagiaan memberi makan hati dan jiwa. Kebahagiaan membawa semangat ke dalam hidup kita.



Kebahagiaan menular dan merupakan pemberian teerbesar yang dapat kita berikan kepada diri sendiri dan orang lain.Jalan kebahagiaan telah ada. Jalur itu senantiasa sudah ada menantikan kita…..



Kebahagiaan membuat tekanan darah kita yang tinggi menjadi normal, pernafasan menjadi lebih dalam dan teratur sehingga membawa lebih banyak oksigen kesel-sel tubuh kita.



Kebahagiaan meningkatkan vitalitas dan semangat sehingga kita akan merasa sehat. Kebahagiaan selalu memancar membasahi jiwa-jiwa yang kering dan tandus.



Kebahagiaan merupakan peristiwa dari dalam keluar. Kebahagiaan berasal dari dalam bathin kita untuk memberkahi dunia kita dan sekitar kita. Riak-riak gelombang Kebahagiaan itu melebar sambil membuat dunia menjadi lebih baik bagi kita semua.



" HANYA ORANG YANG SABAR YANG MAMPU SENANTIASA BERBHAGIA "



Ingin senantiasa berbahagia ? mari kita bahagiakan orang-orang terdekat kita dan orang-orang yang membutuhkan kebahagiaan. Bersama Rumah Yatim Indonesia kita wujudkan impian kebahagiaan mereka yang ingin menjadi manusia-manusia malaikat.

Motivasi

Saat hatimu mulai ragu..
Saat dera keputusasaan menderu..
Jangan..
Jangan jatuh..
Percayalah pada kekuatanmu, percayalah kepada kekuatan-Nya yang meliputimu..
Dia Maha Tahu, sesungguhnya pengetahuan-Nya tidak dibatasi oleh waktu..
Sesungguhnya Dia tak akan membebankan sesuatu kepada manusia di luar batas kemampuan hamba-hamba-Nya..
Dan janganlah sekali-kali kau takut akan sesuatu kecuali pada-Nya..
Karena Dialah penjaga paling perkasa, dan penjamin paling terpercaya..

DAHSYATNYA FOKUS

Pepatah Barat berujar “Konsentrasilah terhadap semua pekerjaanmu, segala sesuatu tidak akan berhasil sampai kita mendapatkan sebuah focus.”

Pepatah Arab Mengatakan : “ Man Jadda Wajada = Siapa yang sungguh-sungguh ( focus pada tujuan tertentu ) maka ia akan mendapatkannya “.

dalam salah satu surat Al-Insyiroh Allah memberi pelajaran kepada kita untuk menyelesaikan program / pekerjaan / proyek secara bertahap : “ Jika kamu telah selesaikan / Sukses satu proyek maka angkatlah proyek baru “. Artinya kita disuruh untuk focus ke satu proyek tertentu sampai berhasil baru kita angkat proyek baru yang lebih baik dan lebih luas dampak kebaikannya atau yang sedang dinanti sekian banyak ummat kendati proyek tersebut tidaklah besar nilainya.



Berhasil tidak harus kita sendiri yang melakukannya, ketika proyek tersebut mampu berjalan dan menghasilkan walau tanpa kita ikut campur tangan, itu berarti proyek tersebut telah sukses dan kita dianjurkan mengangkat proyek baru yang lebih dahsyat dampak kebaikannya.



Mengapa anak-anak didik kita lulus sekolah tidak mempunyai kompetensi yang memdahi ? karena belajarnya tidak focus

Mengapa para sarjana kita lulus tidak siap kerja atau mampu menciptakan pekerjaan ? karena belajarnya tidak focus

Mengapa para istri kita banyak yang gagal mendidik anak-anaknya menjadi sholeh ? karena tidak fokus membangun pendidikan di rumah

Mengapa para ayah tidak focus pada pekerjaan ? karena urusan istri dan anak yang belum mandiri dan berdaya



Beberapa anak laki-laki berlomba untuk membuat garis yang paling lurus diatas lapangan bersalju dengan kaki mereka. Salah satu anak itu berhasil membuat garis yang benar-benar lurus. Ketika ditanya bagaimana dia bisa melakukannya, anak itu menjawab, “Saya mengarahkan mata lurus kesasaran didepan saya, sedangkan kalian hanya sibuk dengan kaki kalian sendiri.





Tahukah kita bahwa kekuatan sebuah focus ternyata menyimpan energi yang besar? Bandingkan saja kekuatan cahaya matahari yang panasnya mencapai 5.500 derajat dengan sebuah laser yang memiliki panas hanya beberapa derajat saja. Sebuah laser dapat melubangi batu-batu berlian sedang panas matahari tidak. Mengapa? Laser menggunakan panas yang difokuskan sedang panas matahari menyebar (tidak focus).



Untuk menjalani tahun 2010 ini, kita pasti sudah membuat banyak resolusi yang ingin dikerjakan dan dicapai, bukan? Setiap orang bisa saja membuat sasaran yang besar dan detail. Namun, tidak semua orang bisa tetap setia berjalan pada komitmen yang sudah ditulisnya. Oleh karena itu, kita membutuhkan sesuatu yang bernama focus. Tanpa focus yang jelas dan kuat, kita mustahil sampai garis akhir dengan kemenangan. Hari ini marilah kita kembali memperbaharui focus kita yang mungkin sudah mulai memudar.



Ingat bahwa dunia hanya mengakui orang yang benar-benar focus pada pekerjaannya. Kita dapat menciptakan realitas kita sendiri dengan memusatkan perhatian pada apa-apa yang dapat kita kerjakan, bukannya pada apa-apa yang tidak dapat kita lakukan. Tepat apa yang dikatakan Ben Stein: “Langkah pertama yang tak boleh ditawar-tawar untuk mendapatkan hal-hal yang kita kehendaki dari hidup ini adalah menentukan apa yang kita kehendaki, lalu fokuslah.

DAMPAK PENGORBANAN

“ Keberhasilan biasanya lahir dari pengorbanan besar dan tidak pernah berasal dari hasil keegoisan.”

semakin banyak dan semakin berat tugas dan tanggung jawab kita itu berarti Allah memberi kita peluang untuk menjadi manusia unggul dihadapan manusia dan bernilai disisi Allah SWT, ketika setiap tugas dan tanggung jawab tersebut tidak melupakan factor ‘ Sistem Allah Yang Harus Ditegakkan ‘ dan ‘ Memuliakan Islam dan kaum Muslimin ‘, dimanapun kita berada dan apapun profesi kita. Untuk itu dibutuhkan sebuah proses yang membutuhkan ekstra kesabaran karena tidak sedikit yang harus rela kita korbankan, waktu kita, harta kita, keluarga kita hingga jiwa kitapun harus terlepas.



Maka jika hal itu kita lakukan maka sebenarnya kita telah mengisi formulir pendaftaran sebagai “ PEGAWAI ALLAH “ atau “ JUNDULLAH “, adapun ketika cita-cita Tegaknya Sistem Allah secara menyeluruh belum tercapai dan kita sudah dipanggil menghadapnya maka yakinlah kematian kita adalah KEMATIAN YANG ISTIMEWA yaitu sebagai SYUHADA yang berhak mendapatkan TIKET VIP menuju SORGA nya Allah SWT .





Dalam buku 21 Hukum tak terbantahkan dalam kepemimpinan, John Maxwell mengajarkan bahwa seeorang pemimpin sejati harusnya mengikatkan dirinya kepada hukum pengorbanan. Dalam buku itu Maxwell memaparkan bagaimana Lee Iacocca berkorban untuk memulihkan keadaan Chysler yang hamper gulung tikar. Iacocca tahu bahwa ketika ia menerima tawaran untuk menjadi orang nomor satu di Chrysler, ia harus memeras otak, tenaga, dan memberi waktu lebih banyak. Hukum Pengorbanan membuat Lee Iacocca rela mendapatkan hanya separuh dari gaji yang ia terima ketika menjabat sebagai presidan di perusahaan Ford. Pengorbanan tak ternilali Lee Iacocca lainnya adalah melepaskan kebersamaan yang biasa dinikmatinya bersama keluarga pada akhir pekan. Waktu libur itu ia gunakan untuk memperbaiki manajemen, keuangan, metode-metode produksi, meningkatkan loyalitas karyawan yang sangat rendah dan menekan kerugian Chrysler. Lee Iacocca juga harus merendahkan dirinya untuk menghadap kongres Amerika demi mendapat jaminan pinjaman yang sangat dibutuhkan Chrysler. Parahnya, kongres Amerika mencelanya luar biasa melalui media cetak dengan mengatakan bahwa perusahaan itu adalah contoh hidup dari segala kekeliruan dari industri di Amerika. Dan puncak pengorbanan yang Lee Iacocca berikan adalah kerelaannya menerima gaji hanya satu dolar dalam setahun. Namun, seiriring berjalannya waktu, Hukum pengorbanan yang telah mendarah daging dalam diri Lee Iacocca membuahkan hasil. Chryser akhirnya mampu keluar dari krisis. Perusahaan itu sedikit demi sedikit tumbuh dan berhasil membayar semua hutang-hutangnya. Kini Chryser termasukk dalam tiga besar penghasil mobil bermutu di Amerika Serikat dan Kanada.





Ada saja hal yang harus kita korbankan untuk suatu pekerjaan, mulai dari waktu, materi, tenaga, perasaan, teman, bahkan keluarga. Berkorban dalam bentuk apa pun bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan. Namun percayalah, jika kita melakukannya dengan tulus dan ikhlas, pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia. Hal tersebut pasti menghasilkan sesuatu yang baik meskipun kita belum melihatnya saat ini.



Berkorban juga berarti melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan oleh orang lain. Dan, jika bersedia melakukan apa yang tidak ingin dilakukan orang lain, kita bisa mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan. Bagaimana menurut anda?.

Wasiat

"Seandainya seorang Mukmin tidak ingin memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah menguatkan perkara dirinya,
maka tak akan ada orang yang memberi nasihat dan akan sedikit orang yang mengingatkan..

Sesungguhnya,
adanya orang yang menyeru kepada Allah SWT,
mengajak untuk taat kepada-Nya dan meninggalkan kemaksiatan,
berkumpulnya para ulama dan saling menasihati di antara sesama Mukmin,
merupakan kehidupan bagi hati orang-orang yang bertakwa,
peringatan dari kelalaian sekaligus pencegah dari yang lupa"

(Al-Hasan al-Bashri)

KENDARAAN KE AKHIRAT

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.

Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.

" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.

" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama

" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku

" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek

" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.

Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian

" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum

" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.

" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan " bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.

" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.

" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini) Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya. " Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan

" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih

" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek " mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)

" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya " tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku. Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.

Laa Tahzan Innalloha Ma'anaa

"ketika aku dilanda ketakutan dan kekhawatiran, lalu aku mengingat bahwa aku memiliki Allah SWT dan amalan-amalan besar yang akan kulakukan untuk-Nya, maka ketakutan dan rasa khawatir itu akan hilang. sesungguhnya Allah tidak luput tentangmu walau sekejap saja."

SERBA GRATIS ITU TAK MENDIDIK

‘ Barang siapa yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayarkan kepadanya suatu saat akan menerima lebih dari apa yang ia kerjakan.”

Ada sebuah cerita tentang seorang raja yang suatu hari memanggil penasihatnya. Raja itu meminta kepada sang penasihat untuk menuliskan kebijakan-kebijakan pada zaman itu agar bias dibaca oleh generasi mendatang.

Setelah beberapa waktu, si penasihat datang menghadap Raja dengan membawa beberapa jilid kebijakan yang sudah ditulisnya. Setelah membacanya, sang Raja berpendapat bahwa kebijakan itu terlalu banyak dan rakyat pasti tidak bersedia membacanya.

Sang penasihat memperbaiki tulisannya dan kembali menghadap Raja dengan satu jilid. Komentar Raja masih sama, “Terlalu banyak!”

Penasihat itu pun kembali memperbaiki kebijakannya. Setelah selesai, ia datang kepada Raja untuk membacakan satu kalimat penting. “Tidak ada makan siang gratis,” katanya.

Raja mengangguk sambil berkata. “satu kalimat kebijakan itu sudah cukup untuk dibaca oleh generasi yang akan datang.” Rupanya mental Cuma-Cuma saat itu sudah sedemikian parahnya.

Pepatah lama mengatakan bahwa ada suatu harga yang harus dibayar untuk apa pun yang anda inginkan. Saya teringat beberapa tahun lalu, ketika saya memutuskan menjadi seorang penulis. Saya harus membayar impian saya tersebut dengan menghabiskan waktu berjam-jam didepan computer, menyediakan banyak waktu untuk menulis dan mengetik naskah, serta mencari data-data dan berpikir keras untuk menemukan sebuah inspirasi yang sesuai dengan buku yang saya tulis itu.

Tidak ada yang Cuma-cuma di dunia ini, termasuk untuk sebuah cita-cita. Anda harus berjuang dan berusaha sekeras-kerasnya untuk mencapainya. Ingatlah bahwa semakin besar harga yang anda bayar’ semakin besar pula hasil yang akan anda dapatkan. Jika bersedia melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan orang lain, kita akan memdapatkan sesuatu yang tidak akan didapat oleh orang lain. Jika bersedia mempersiapkan sesuatu lebih dari orang lain, seperti rencana yang lebih matang dan bekerja lebih keras dari yang dilakukan orang lain, kita akan mendapatkan penghargaan yang tidak didapatkan orang lain.

Pengalaman ketika anak-anak asuh kita, kita berikan sesuatu dengan cuma-cuma begitu saja maka barang tersebut dipastikan tidak akan pernah awet, mereka seenaknya saja menelantarkan barang tersebut bahkan membuangnya. tetapi ketika kita berikan sesuatu tetapi harus ada upaya untuk mendapatkannya maka barang tersebut akan menjadi kebaggaan tersendiri. misalnya : " Anak-anak akan dibagikan seragam Taek Wondoo tetapi i seragam itu bisa kalian peroleh di Rumah Ustad Aly di Tasikmalaya, kalian harus mengambilnya dengan lari atau jalan kaki dari Pesantren ini ( Manonjaya) ke Tasikmalaya yag jaraknya 5 km PP (10 Km), perginya kalian pakai baju biasa pulangnya sudah harus pakai seragam dan tidak boleh ada seorangpun yag membawa uang", maka dipastikan seragam itu akan awet dan menjadi kenangan tersendiri.

Atau misalnya lagi, Bagi para anak asuh yang siap dikirim ke Lembaga Bahasa Asing selama 1 tahun gratis wajib ketika pulang membawa teman satu lembaganya minimal 5 orang dan wajib mengajar adik-adiknya minimal 10 anak sampai bisa.maka dipastikan ketika ia dikirim akan merasakan tanggungjawab dan belajar dengan penuh kesungguhan karena sebuah penghargaan atas dirinya.

hal-hal semacam ini juga layak kita terapkan untuk anak-anak kita agar dia tumbuh dewasa tidak manja, bertanggungjawab dan mandiri.

Dakwah

andai dakwah bisa tegak dengan seorang diri..
tak perlu Musa mengajak harun, tak perlu pula Rasulullah SAW mengajak Abu Bakar untuk menemaninya hijrah..
meskipun pengemban dakwah itu seorang 'alim, faqih, dan memiliki azzam yang kuat, tetaplah ia manusia lemah n akan selalu membutuhkan saudaranya..
walau saudaranya itu memiliki banyak keterbatasan, jagalah ia n jangan siakan..
karena ia sangat mahal harganya, n mungkin,
ia yang selalu mendoakan langkah-langkah kita..

Renungkanlah....!

Wahai saudaraku apabila malam ini malaikat maut menghampiri kita maka sholat kita hari ini adalah sholat terakhir kita..
Wahai saudaraku, ingatlah satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur kita..
Semakin hari sesungguhnya kita semakin dekat dengan kematian kita..
Ingatlah bahwa ajal dapat menjemput kita dimana saja mungkin dikala tidur, dikala berjalan. Ingatlah bahwa ajal tidak bisa diduga..

"Ya Allah kami mohon berikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala dosa dosa kami, Ampun ya Allah..
Ampunilah kami ya Allah sekelam apapun masa lalu kami..
Hapuskanlah segala kotornya aib aib kami..
Ampuni apabila kami sering tidak ridho dengan takdir Mu ya Allah..
Ampuni segala kezaliman kami, terhadap orang tua kami Ya Allah, terhadap saudara-saudara kami, segala dosa ini sudah tak terhitung Rabbi..
Ya Allah karuniakan kepada kami hati yang penuh cinta, cinta kepadamu ya Allah, dan golongkanlah hati ini menjadi hati yang selalu rindu ingin berjumpa dengan-Mu.."

UNTUK KITA YANG TERBAIK

apakah yang terfikir oleh kita ketika Hari Raya Qurban datang ? motong kambing atau sapi ? betul, tidak salah. Namun sebenarnya apakah yang melatarbelakangi mengapa kita harus memotong hewan Qurban ? adalah sebuah peristiwa besar ketika Nabi Ibrahim alaihissalam diperintah untuk memberikan anak kesayangannya, anak satu-satunya yang sangat dicintai yaitu Ismail untuk dikorbankan sebagai sebuah bentuk ujian keikhlasan, kesabaran dan ketaatannya terhadap perintah Allah SWT.

Dan ternyata Nabi Ibrahim sekaligus anaknya Ismail lulus dalam ujian tersebut, Allah yang Maha Bijaksana tidaklah bodoh mengharuskan seorang ayah menyembelih anaknya sendiri, sehingga dikirimlah seekor domba menggantikan Ismail yang sudah siap diujung pedang Nabi Ibrahim AS. Karena keikhlasan, kesabaran dan ketaatannya terhadap perintah Allah SWT itulah kemudian keduanya mampu membangun sebuah Karya dan Peradaban Besar yang sampai saat ini dikenang dan ditapaktilasi oleh Ummat diseluruh Dunia yaitu Ritual Haji dengan Ka’bahnya nan megah dan monumental.

Sahabat sebenarnya esensi hari Raya Qurban kali ini adalah Allah SWT ingin menyaksikan BENTUK PENGORBANAN TERBAIK kita untuk kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin sebagai bukti nyata upaya PENDEKATAN DIRI kita kepada Allah SWT.

Sepertinya Allah SWT telah mempersiapkan HADIAH TERBAIKNYA untuk kita yang siap mengorbankan SESUATU YANG TERBAIK yang kita miliki. Allah SWT akan membarter HADIAH TERBAIK tersebut di hari-hari yang istimewa di Bulan Zulhijjah kali ini.

Sahabat, sesuatu yang terbaik yang kita miliki tentu saja berbeda-beda bagi setiap kita, ada yang mampu pergi HAJI, ada yang mampu Memotong Sapi atau Kambing, ada yang mampu memberikan Infaq Cornet atau Beras atau Sembako ada juga yang hanya memberikan infaq sekedarnya yang dimiliki tapi tidak sedikit orang yang memiliki harta-harta terbaik yang layak dibarterkan dengan HADIAH TERBAIK dari Allah SWT, mereka memiliki beberapa mobil berbagai merk yang berderet di Garasi Rumahnya, mereka memiliki beberapa properti diberbagai tempat yang dibiarkan kosong tak berdayaguna, mereka memiliki tanah atau asset-asset lain yang mampu didayagunakan untuk kepentingan ummat yang lebih besar manfaatnya.

Namun SESUATU YANG TERBAIK itu tidak selamanya berupa harta atau benda, ILMU dan SKILL juga termasuk SESUATU YANG TERBAIK yang layak kita BARTERKAN dengan HADIAH TERBAIK dari Allah SWT.

KORBANKAN YANG TERBAIK UNTUK GENERASI KITA

" Sedikit Cukup, Banyakpun Takkan Tersisa " kalimat tersebut adalah statmen dalam kehidupan para Yatim dan Dhu’afa dalam hal masalah makanan. Jika persediaan Logitik mulai menipis tak ada istilah tidak cukup seberapapun keberadaan makanan dan sebanyak apapun orang yang akan makan, karena ternyata memang bukan banyaknya makanan yang membuat kita kenyang dan sehat tetapi KEBERKAHAN dan KEBERSAMAAN itulah yang membuat hidup menjadi serba cukup.

Namun jika persediaan logistik melimpah itu tidak akan membuat makanan tersebut tersisa dan mubadzir, karena masih ada banyak orang yang susah menemukan sesuap nasi, maka itu kita harus BERBAGI karena DENGAN BERBAGI TAK AKAN ADA SEBUTIR MAKANANPUN YANG TERSISA DAN MUBADZIR DAN TAKKAN ADA SEPERSENPUN HARTA KITA YANG TAK ABADI.

Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. “bisa saya melihat bayi saya?” pinta ibu yang baru melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, si ibu terlihat menahan napasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Tak tega melihat perubahan wajah si ibu. Bayi yang di gendongnya ternyata di lahirkan tanpa kedua belah telinga! Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.

Waktu membuktikan, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan semprna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedy. Sambil terisak, anak itu bercerita,” seorang anak laki-laki besar mengejekku. katanya, aku ini mahkluk aneh.”

Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orang tuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga di sukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengenbangkan bakat di bidang bahasa dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang di segani karena kepandaiannya berkomunikasi

Suatu hari, ayah anak lelaki tiu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. “saya yakin saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra bapak. Tetapi harus ada seorang yang bersedia mendonorkan telinganya,” kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, “nak, seorang yang tak ingin di kenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk di lakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia,” kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, di tambah kini sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, “yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”
Ayahnya menjawab, “ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu.” Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, “sesuai dengan perjanjiannya, belum saatnya bagimu, untuk mengetahui semua rahasia ini.”

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki daun telinga.

“ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik si ayah. “dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantiknnya bukan? “

Melihat kenyataan bahwa daun telinga ibunya yang di berikan kepada si anak, meledaklah tangisnya. Dia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini.